USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Ada sebuah pepatah yang mengatakan "berjuang itu lebih mudah daripada mempertahankan" dan sepertinya pepatah itu memang benar adanya. setuju gak? nah, tapi kali ini yang kita bahas dan pelajari adalah tentang mempertahankan kemerdekaan ya guys. Sebelumnya kita udah mempelajari bagaimana kemerdekaan dan proklamasi dibacakan. tentu tau dong kalau INDONESIA mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, tapi tau gak sih kalau pada saat itu Belanda masih tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Belanda masih bersikeras mengatakan kalau Indonesia masih ada dibawah kekuasaannya. Hal ini berkaitan dengan peristiwa menyerahnya Jepang pada Sekutu sehingga Jepang mendapat mandat untuk mempertahankan status quo Indonesia (keadaan Indonesia yg belum merdeka) Nah disitulah Belanda masih berharap untuk bisa menguasai Indonesia lagi. Namun sebelum sekutu tiba di Indonesia, bangsa Indonesia berhasil membacakan proklamasi kemerdekaan. MERDEKA!! Yuk simak penjelasan usaha mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di bawah ini.

Tak berselang lama setelah kemerdekaan, ternyata pasukan AFNEI (Allied Forces Nederlands East Indies) datang ke Indonesia dipimpin oleh Letjen Sir Philip Christison yang memiliki beberapa tugas:
1. mengurus penyerahan dan pemulangan tentara Jepang
2. membebaskan tawanan perang
3, memulihkan keamanan dan ketertiban
4. mengadili penjahat perang
jika dilihat dari tugasnya AFNEI sebenarnya tidak ada unsur yang membahayakan, tapi ternyata yang menjadi masalah dan awal konflik adalah kedatangan AFNEI membawa serta pasukan NICA (Belanda) yang punya tujuan menegakkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia. Dari situlah timbul usaha-usaha mempertahankan kemerdekaan pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Selama melakukan usaha mempertahankan Kemerdekaan, Bangsa Indonesia memakai dua cara. apa saja? Cara pertama adalah pertempuran fisik. beberapa diantaranya adalah Pertempuran Surabaya, Palagan Ambarawa, Bandung Lautan Api, Medan Area, Puputan Margarana, dll.
Cara kedua adalah diplomasi, adalah upaya yang dilakukan melalui perjanjian-perjanjian atau kesepakatan dengan Belanda.

upaya diplomasi dinilai penting untuk menarik dukungan banyak negara terhadap kedaulatan Indonesia sekaligus mengundang desakan terhadap Belanda untuk meninggalkan Indonesia 

Ada beberapa perundingan yang dilakukan Indonesia sampai akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia sepenuhnya.
Perundingan Linggarjati asal nama perundingan tersebut diambil dari nama desa Linggarjati ya. masing-masing delegasi dari Indonesia dan Belanda diwakili oleh Sutan Syahrir dan Schermerhorn. Kesepakatan perundingan Linggarjati:
1. Belanda mengakui secara defacto kedaulatan RI atas Sumatera, Jawa dan Madura.
2. RI dan Belanda bekerjasama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat
3. RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia Belanda dengan ratu Belanda sebagai ketuanya
Hasil dari perundingan Linggarjati bisa dikatakan merugikan bagi bangsa Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi lebih sempit.

ternyata hasil kesepakatan dilanggar oleh Belanda dengan melancarkan Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947

sasaran utama Agresi Militer Belanda I adalah menguasai daerah penghasil devisa dan komoditi ekspor seperti perkebunan teh, kopi, tembakau, kelapa sawit, dan minyak bumi 

Serangan Belanda ini menimbulkan reaksi Internasional, tentu saja ini berkat perjuangan diplomasi, dimana setelahnya Dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mendesak agar kedua belah pihak menghentikan serangan dan mengadakan perundingan. Setelah itu PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang bertugas membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dengan Belanda.
Perundingan selanjutnya adalah Perundingan Renville merupakan usulan dari KTN. Nama perundingan ini diambil dari nama Kapal Amerika USS Renville yang dijadikan sebagai tempat perundingan. hasil perundingan ternyata tidak juga menguntungkan bagi Indonesia. Hasil kesepakatan perundingan Renville sebagai berikut:
1. menetapkan garis demarkasi yakni batas wilayah RI dan Belanda
2. pasukan RI yang ada di wilayah Belanda harus ditarik mundur
3. akan diadakan peblisit (pemungutan suara) bagi rakyat di wilayah pendudukan Belanda
salah satu dampaknya adalah wilayah Indonesia semakin sempit lagi, perhatikan gambar berikut:

Tanggal 19 Desember 1948, pesawat terbang Belanda membombardir lapangan udara Maguwo dan sejumlah objek-objek vital di Yogyakarta peristiwa inilah yang mengawali dimulainya Agresi Militer Belanda II

Agresi Militer II bertujuan menguasai Ibukota yang berada di Yogyakarta dan melumpuhkannya dengan demikian Belanda menunjukkan bahwa pemerintahan Indonesia sudah tidak ada

Saat ibukota dapat dikuasai Belanda, Sokarno-Hatta ditawan lalu diasingkan ke Bangka. Sebelum itu, Soekarno sempat memberi mandat pada Syafrudin Prawiranegara selaku menteri kemakmuran untuk membentuk pemerintahan darurat jika pemerintah RI di Yogyakarta tidak dapat berfungsi lagi. Sesuai dengan intruksi tersebut, 20 Desember 1948 dibentuklah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berkedudukan di Bukittinggi. Selain pembentukan PDRI, reaksi terhadap Agresi Militer Belanda dilakukan Serangan Umum 1 Maret yang dipimpin oleh Soeharto atas ide dari Sri Sultan Hamengkubuono IX. Serangan tersebut dapat menguasai kota Yogyakarta selama enam jam, keberhasilan tersebut dapat memberi kesan terhadap dunia tentang eksistensi pasukan tentara Indonesia. 

dengan adanya Agresi Militer Belanda menunjukkan bahwa upaya KTN dalam membantu penyelesaian konflik Indonesia dengan Belanda gagal. maka KTN dibubarkan dan sebagai penggantinya PBB membentuk United Nation Comission for Indonesia (UNCI) tugasnya hampir sama dengan KTN yaitu membantu penyelesaian konflik Indonesia dengan Belanda.
Atas dorongan UNCI diadakan perundingan Roem Royen. Perundingan ini membawa dampak yang menguntungkan bagi Indonesia. Hasil perundingannya sebagai berikut:
1. para pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda akan dikembalikan ke Yogyakarta
2. Ibukota RI kembali ke Yogyakarta
3. penghentian tembak-menembak antara Indonesia dengan Belanda
4. segera dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB)

sebelum diadakan KMB terlebih dahulu dilakukan perundingan formal antara RI dan Bijeenkomst voor Federaal Overlag (BFO) yaitu negara-negara bentukan Belanda. perundingannya dikenal dengan nama Konferensi Inter Indonesia yang bertujuan untuk menyamakan tujuan pada perundingan KMB mendatang

Setelah berhasil menyelesaikan masalah intern dalam konferensi Unter Indonesia, bangsa Indonesia siap menghadapi KMB. KMB merupakan puncak usaha bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan karena dalam KMB inilah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia secara de jure. Berikut ini hasil kesepakatan dalam KMB:
1. Indonesia menjadi negara Republik Indonesia Serikat
2. Uni Indonesia-Belanda akan dibentuk yang diketuai oleh ratu Belanda
3. Semua utang bekas Hindia-Belanda ditanggung RIS
4. Penyelesaian masalah Irian Barat dibicarakan setahun setelah penyerahan kedaulatan
5. KNIL dibubarkan dan diintegrasikan ke dalam APRIS
menindaklanjuti hasil kesepakatan KMB, maka dilakukan penyerahan kedaulatan di dua tempat yaitu Jakarta dan Den Haag pada tanggal 27 Desember 1949.